Rabu, 06 Juli 2011
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA
12.20 |
Diposting oleh
Economy Learning |
Edit Entri
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA
RINGKASAN
POPY ANGGASARI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia. (Dibimbing oleh SRI MULATSIH).
Peningkatan pendapatan dan pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia menyebabkan semakin bertambah cepatnya permintaan pangan. Ratarata peningkatan GDP (Gross Domestic Product) Indonesia adalah sebesar 5,19 persen tiap tahunnya dan rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 2,34 persen tiap tahunnya. Peningkatan permintaan pangan terjadi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kuantitas pangan yang diminta secara langsung akan mengalami peningkatan, sedangkan kualitas pangan yang diminta berubah dari produk-produk pangan penghasil energi menjadi produk-produk pangan penghasil protein. Melihat kandungan gizi yang dimiliki, kedelai mempunyai potensi yang besar sebagai sumber utama protein bagi masyarakat Indonesia. Permintaan kedelai relatif tinggi untuk berbagai kebutuhan domestik, seperti untuk konsumsi manusia, industri bahan olahan pangan maupun pakan ternak. Di sisi lain pertumbuhan produksi dalam negeri relatif rendah sehingga belum mampu untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dalam negeri. Untuk memenuhi excess demand yang terjadi didalam negeri maka pemerintah melakukan impor. Indonesia memiliki ketergantungan impor kedelai yang cukup tinggi dikarenakan jumlah kedelai yang diimpor lebih banyak daripada produksi dalam negeri. Pada tahun 2006, 60 persen kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi melalui impor. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia.
Metode yang digunakan untuk menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai adalah metode analisis deskriptif. Metode yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia adalah metode analisis linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) program eviews 4.1. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel produksi kedelai domestik, harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy tarif impor sebesar 10 dan 5 persen terhadap volume impor kedelai ke Indonesia. Selama kurun waktu 1997 hingga 2006, secara umum produksi kedelai domestik cenderung mengalami penurunan dengan hasil yang relatif rendah. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh penurunan luas panen kedelai tiap tahunnya dan rendahnya nilai produktivitas. Sementara itu, pertumbuhan permintaan kedelai cukup pesat selama beberapa tahun terakhir dan relatif tinggi, terutama untuk kebutuhan konsumsi yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan bahan baku industri. Hal tersebut memaksa Indonesia untuk melakukan impor. Dari tahun ke tahun impor kedelai relatif tinggi, sekitar 60 persen kebutuhan dalam negeri dipenuhi dengan impor. Volume impor kedelai secara nyata dipengaruhi oleh harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy penetapan tarif impor sebesar 10 persen.
Untuk meningkatkan produksi kedelai domestik agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada impor adalah melalui peningkatan luas areal panen kedelai dan peningkatan produktivitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa program, seperti mengeksplor dan membuka lahan baru yang cocok untuk ditanami kedelai, pembagian benih unggul dan penyuluhan teknis budidaya kedelai yang tepat dan sesuai. Setelah produksi kedelai domestik dapat ditingkatkan, maka pemerintah dapat mengatur besarnya tarif impor yang akan dikenakan agar harga kedelai domestik dapat dikontrol. Jika harga kedelai internasional tinggi, maka tarif impor dapat diturunkan dan jika harga kedelai internasional rendah, maka tarif impor dapat dinaikkan. Berdasarkan hasil penelitian, penetapan tarif impor sebesar 10 persen dapat mengurangi impor. Dengan ditetapkannya tarif sebesar 10 persen, harga kedelai impor akan meningkat, hal tersebut dapat memacu minat petani kedelai untuk kembali berproduksi sehingga volume impor dapat berkurang.
POPY ANGGASARI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia. (Dibimbing oleh SRI MULATSIH).
Peningkatan pendapatan dan pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia menyebabkan semakin bertambah cepatnya permintaan pangan. Ratarata peningkatan GDP (Gross Domestic Product) Indonesia adalah sebesar 5,19 persen tiap tahunnya dan rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 2,34 persen tiap tahunnya. Peningkatan permintaan pangan terjadi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kuantitas pangan yang diminta secara langsung akan mengalami peningkatan, sedangkan kualitas pangan yang diminta berubah dari produk-produk pangan penghasil energi menjadi produk-produk pangan penghasil protein. Melihat kandungan gizi yang dimiliki, kedelai mempunyai potensi yang besar sebagai sumber utama protein bagi masyarakat Indonesia. Permintaan kedelai relatif tinggi untuk berbagai kebutuhan domestik, seperti untuk konsumsi manusia, industri bahan olahan pangan maupun pakan ternak. Di sisi lain pertumbuhan produksi dalam negeri relatif rendah sehingga belum mampu untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dalam negeri. Untuk memenuhi excess demand yang terjadi didalam negeri maka pemerintah melakukan impor. Indonesia memiliki ketergantungan impor kedelai yang cukup tinggi dikarenakan jumlah kedelai yang diimpor lebih banyak daripada produksi dalam negeri. Pada tahun 2006, 60 persen kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi melalui impor. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia.
Metode yang digunakan untuk menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai adalah metode analisis deskriptif. Metode yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia adalah metode analisis linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) program eviews 4.1. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel produksi kedelai domestik, harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy tarif impor sebesar 10 dan 5 persen terhadap volume impor kedelai ke Indonesia. Selama kurun waktu 1997 hingga 2006, secara umum produksi kedelai domestik cenderung mengalami penurunan dengan hasil yang relatif rendah. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh penurunan luas panen kedelai tiap tahunnya dan rendahnya nilai produktivitas. Sementara itu, pertumbuhan permintaan kedelai cukup pesat selama beberapa tahun terakhir dan relatif tinggi, terutama untuk kebutuhan konsumsi yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan bahan baku industri. Hal tersebut memaksa Indonesia untuk melakukan impor. Dari tahun ke tahun impor kedelai relatif tinggi, sekitar 60 persen kebutuhan dalam negeri dipenuhi dengan impor. Volume impor kedelai secara nyata dipengaruhi oleh harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy penetapan tarif impor sebesar 10 persen.
Untuk meningkatkan produksi kedelai domestik agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada impor adalah melalui peningkatan luas areal panen kedelai dan peningkatan produktivitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa program, seperti mengeksplor dan membuka lahan baru yang cocok untuk ditanami kedelai, pembagian benih unggul dan penyuluhan teknis budidaya kedelai yang tepat dan sesuai. Setelah produksi kedelai domestik dapat ditingkatkan, maka pemerintah dapat mengatur besarnya tarif impor yang akan dikenakan agar harga kedelai domestik dapat dikontrol. Jika harga kedelai internasional tinggi, maka tarif impor dapat diturunkan dan jika harga kedelai internasional rendah, maka tarif impor dapat dinaikkan. Berdasarkan hasil penelitian, penetapan tarif impor sebesar 10 persen dapat mengurangi impor. Dengan ditetapkannya tarif sebesar 10 persen, harga kedelai impor akan meningkat, hal tersebut dapat memacu minat petani kedelai untuk kembali berproduksi sehingga volume impor dapat berkurang.
STRATEGI KELUAR DARI JEBAKAN KEMISKINAN (POVERTY TRAP) DI INDONESIA
12.15 |
Diposting oleh
Economy Learning |
Edit Entri
STRATEGI KELUAR DARI JEBAKAN KEMISKINAN
(POVERTY TRAP) DI INDONESIA
Ripno Juli Iswanto1), Eko Yuliasih2), Salim Abdul Azis3)
1,2,3) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126
Email: is1to_034@yahoo.co.id, ekoy@uns.ac.id, nahdi_salim@yahoo.com
(POVERTY TRAP) DI INDONESIA
Ripno Juli Iswanto1), Eko Yuliasih2), Salim Abdul Azis3)
1,2,3) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126
Email: is1to_034@yahoo.co.id, ekoy@uns.ac.id, nahdi_salim@yahoo.com
Abstrak
Tulisan ini berusaha menguraikan pengertian dari poverty trap atau jebakan kemiskinan, penyebab terjadi poverty trap di Indonesia dan strategi yang dapat diterapkan di Indonesia untuk keluar dari poverty trap ini. Metodologi penelitian yang digunakan pada kasus ini adalah analisis regresi dan simulasi dinamik yang berpijak pada teori model pertumbuhan ekonomi Solow-Swan. Variabel-variabel yang diamati meliputi tenaga kerja, modal dan tingkat teknologi yang diterapkan.
Hasil analisis ini menunjukan bahwa faktor penentu kemiskinan di Indonesia adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia yang diakibatkan oleh minimnya alokasi dana untuk pendidikan, banyaknya tenaga pengajar yang tidak berkompeten di bidangnya, dan output yang dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan. Dan faktor lain yang mempengaruhi poverty trap adalah ketersediaan investasi, jumlah tenaga kerja, dan hasil sektor pertanian.Model Solow-Swan memberikan dua buah hasil yaitu, pada steady-state yang sama, Negara miskin seharusnya mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan Negara kaya dan peningkatan investasi memberikan laju pertumbuhan investasi sama dengan perpindahan ekonomi menuju steady-state yang baru.
Kata kunci: poverty trap, Solow-Swan, steady-state
1.
PENDAHULUAN
Kemiskinan pada umumnya identik dengan kondisi kekurangan sumber daya atau pemasukan (gaji). Fenomena kemiskinan itu sendiri pada hakekatnya merupakan suatu fenomena yang hadir di tengah masyarakat, bahkan sebelum manusia mengenal sejarah. Dalam penentuan standar dan batasan-batasan kemiskinan sendiripun banyak mengundang perdebatan.
Kemiskinan merupakan suatu permasalahan yang disebabkan oleh berbagai dimensi, baik dimensi ekonomi maupun sosial. Kompleksitas yang terjadi dalam fenomena kemiskinan tentunya menuntut adanya suatu analisis yang komprehensif dan lebih holistik serta diharapkan akan memberikan suatu penjelasan dan solusi yang lebih tepat dalam pengentasan kemiskinan.
Pada negara-negara berkembang, pertumbuhan ekonomi yang didapat ternyata juga dibarengi dengan munculnya permasalahan makroekonomi yang secara teori seharusnya tidak terjadi, misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pengangguran. Padahal berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi yang tinggi seharusnya menambah jumlah investasi-investasi baru yang gilirannya akan menyerap tenaga kerja, Wiloejo[5]. Jika dilihat dari nilai investasi pendidikan, angka 20% dari APBN nasional ternyata tidak mampu membawa negara ini kearah kemajuan. Disamping angka pengangguran yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, jumlah lulusan yang adapun tidak berkompeten dibidangnya, sehingga membuat kualitas sumberdaya manusia Indonesia menjadi rendah. Dari semua kenyataan diataslah yang membuat negara ini tidak dapat keluar dari lingkaran setan ‘kemiskinan’.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Regresi Ganda
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sebuah variabel dapat digunakan metode analisis regresi. Jika variabel/ faktor-faktor yang berpengaruh lebih satu digunakan regresi ganda. Pada analisis regresi variabel y atau dikatakan dependent merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas. Sedangkan variabel dengan merupakan variabel-variabel yang diduga mempengaruhi y
Irawan, Nur dan Astutik [7] menuliskan persamaan regresi sebagai
nnxxyβββ+++=...........110
Setelah diperoleh model regresi maka analisis dapat dilakukan mengenai pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.
2.2 Persamaan Diferensial Biasa
Menurut Bellomo dan Preziosi [3], laju perubahan sebuah variabel terhadap waktu dapat dirumuskan
Hasil analisis ini menunjukan bahwa faktor penentu kemiskinan di Indonesia adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia yang diakibatkan oleh minimnya alokasi dana untuk pendidikan, banyaknya tenaga pengajar yang tidak berkompeten di bidangnya, dan output yang dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan. Dan faktor lain yang mempengaruhi poverty trap adalah ketersediaan investasi, jumlah tenaga kerja, dan hasil sektor pertanian.Model Solow-Swan memberikan dua buah hasil yaitu, pada steady-state yang sama, Negara miskin seharusnya mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan Negara kaya dan peningkatan investasi memberikan laju pertumbuhan investasi sama dengan perpindahan ekonomi menuju steady-state yang baru.
Kata kunci: poverty trap, Solow-Swan, steady-state
1.
PENDAHULUAN
Kemiskinan pada umumnya identik dengan kondisi kekurangan sumber daya atau pemasukan (gaji). Fenomena kemiskinan itu sendiri pada hakekatnya merupakan suatu fenomena yang hadir di tengah masyarakat, bahkan sebelum manusia mengenal sejarah. Dalam penentuan standar dan batasan-batasan kemiskinan sendiripun banyak mengundang perdebatan.
Kemiskinan merupakan suatu permasalahan yang disebabkan oleh berbagai dimensi, baik dimensi ekonomi maupun sosial. Kompleksitas yang terjadi dalam fenomena kemiskinan tentunya menuntut adanya suatu analisis yang komprehensif dan lebih holistik serta diharapkan akan memberikan suatu penjelasan dan solusi yang lebih tepat dalam pengentasan kemiskinan.
Pada negara-negara berkembang, pertumbuhan ekonomi yang didapat ternyata juga dibarengi dengan munculnya permasalahan makroekonomi yang secara teori seharusnya tidak terjadi, misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pengangguran. Padahal berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi yang tinggi seharusnya menambah jumlah investasi-investasi baru yang gilirannya akan menyerap tenaga kerja, Wiloejo[5]. Jika dilihat dari nilai investasi pendidikan, angka 20% dari APBN nasional ternyata tidak mampu membawa negara ini kearah kemajuan. Disamping angka pengangguran yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, jumlah lulusan yang adapun tidak berkompeten dibidangnya, sehingga membuat kualitas sumberdaya manusia Indonesia menjadi rendah. Dari semua kenyataan diataslah yang membuat negara ini tidak dapat keluar dari lingkaran setan ‘kemiskinan’.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Regresi Ganda
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sebuah variabel dapat digunakan metode analisis regresi. Jika variabel/ faktor-faktor yang berpengaruh lebih satu digunakan regresi ganda. Pada analisis regresi variabel y atau dikatakan dependent merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas. Sedangkan variabel dengan merupakan variabel-variabel yang diduga mempengaruhi y
Irawan, Nur dan Astutik [7] menuliskan persamaan regresi sebagai
nnxxyβββ+++=...........110
Setelah diperoleh model regresi maka analisis dapat dilakukan mengenai pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.
2.2 Persamaan Diferensial Biasa
Menurut Bellomo dan Preziosi [3], laju perubahan sebuah variabel terhadap waktu dapat dirumuskan
Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin
12.08 |
Diposting oleh
Economy Learning |
Edit Entri
Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin
Secara umum diketahui pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim dupergunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis dampak pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia. Analaisi deskriptif dan ekonometrika dilakukan unutk menelaah keterkaitan pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor lain terhadap kemiskinan dengan menggunakan data dari berbagai instansi seperti BPS dan BI. Kurangnya kualitas pertumbuhan ekonomi dicerminkan olah angka kemiskinan yang relatif persisten diatas 20 persen dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir. Jumlah penduduk miskin akibat krisis ekonomi belum berhasil dikurangi bahkan cenderung meningkat. Penyebaran penduduk miskin terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera, terutama di perdesaan degan pertanian sebagai sumber utama pendaptan. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin walaupun dengan magnitude yang relatif kecil, seperti inflasi, populasi, penduduk, share sektor pertanian, dan sektor industri. namun variable yang signifikan dan relatif besar pengaruhnya terhadap penurunan jumlah penduduk miskin adalah sektor pendidikan. berdsaarkan temuan-temuan tersebut kebijakan yang perlu ditempuh untuk mengurangi jumlah penduduk miskin adalah pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan yang merupakan syarat keharusan. Disamping itu diperlukan pula syarat kecukupan dengan mempercepat indsutrualisasi pernaitan/perdesaan, akumulasi modal manusia, pengendalian inflasi unutk mepertahankan daya beli masyarakat, dan pengendalian secar efektif pertumbuhan penduduk terutama masyarakat miskin.
Kata kunci; pertumbuhan ekonomi, penduduk miskin
ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DAN JUMLAH PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TENGAH
11.50 |
Diposting oleh
Economy Learning |
Edit Entri
ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DAN JUMLAH PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TENGAH
ABSTRAK Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama negara sedang berkembang, seperti Indonesia. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan lokasi lingkungan. Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah relatif lebih tinggi dibanding provinsi lain di Indonesia, yaitu menempati peringkat kedua dalam hal jumlah penduduk miskin terbesar di Indonesia setelah Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana dan seberapa besar pengaruh variabel Indeks Pembangunan Manusia, PDRB per kapita, dan jumlah pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) yang menggunakan data antar ruang (cross section) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 dengan bantuan software Eviews 4.1 Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah, PDRB per kapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah, dan jumlah pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah.
Kata kunci : Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), PDRB per kapita, dan Jumlah Pengangguran
Sabtu, 04 Juni 2011
Basic Econometric Gujarati
08.43 |
Diposting oleh
Economy Learning |
Edit Entri
Label:
ebook download
|
0
komentar
INEQUALITYANDUNEMPLOYMENTINAGLOBALECONOMY
08.37 |
Diposting oleh
Economy Learning |
Edit Entri
Label:
ebook download
|
0
komentar
THE WEALTH OF NATIONS by Adam Smith
08.36 |
Diposting oleh
Economy Learning |
Edit Entri
AN INQUIRY INTO THE NATURE AND CAUSES OF THE WEALTH OF NATIONS
by
Adam Smith
A PENN STATE ELECTRONIC CLASSICS SERIES PUBLICATION
This ebook free for download
download this ebook in here
by
Adam Smith
A PENN STATE ELECTRONIC CLASSICS SERIES PUBLICATION
This ebook free for download
download this ebook in here
Label:
ebook download
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
Economic Data
Favorit Posting
-
ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DAN JUMLAH PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TENG...
-
Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin Secara umum diketahui pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang l...
-
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA RINGKASAN POPY ANGGASARI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi...
-
STRATEGI KELUAR DARI JEBAKAN KEMISKINAN (POVERTY TRAP) DI INDONESIA Ripno Juli Iswanto1), Eko Yuliasih2), Salim Abdul Azis3) 1,2,3) Jurus...
-
ndonesia’s Economic Outlook 2010 & 2011: Better than initially projected Domestic economic growth will reach 5.5-6.0% in 2010 and incr...
-
Again and again, bombs have exploded in this country. On Friday, a suicide bomber, 31-year-old Muchammad Syarif, killed himself and wounded ...
-
Despite the complication caused by some delays and coordination matters related to the official visit of the US President Barack Obama to ...
-
INEQUALITYANDUNEMPLOYMENTINAGLOBALECONOMY This ebook free for download download this ebook in here
Followers
About Me
- Economy Learning