.


Pages

Rabu, 06 Juli 2011

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA

RINGKASAN
POPY ANGGASARI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia. (Dibimbing oleh SRI MULATSIH).
Peningkatan pendapatan dan pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia menyebabkan semakin bertambah cepatnya permintaan pangan. Ratarata peningkatan GDP (Gross Domestic Product) Indonesia adalah sebesar 5,19 persen tiap tahunnya dan rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 2,34 persen tiap tahunnya. Peningkatan permintaan pangan terjadi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kuantitas pangan yang diminta secara langsung akan mengalami peningkatan, sedangkan kualitas pangan yang diminta berubah dari produk-produk pangan penghasil energi menjadi produk-produk pangan penghasil protein. Melihat kandungan gizi yang dimiliki, kedelai mempunyai potensi yang besar sebagai sumber utama protein bagi masyarakat Indonesia. Permintaan kedelai relatif tinggi untuk berbagai kebutuhan domestik, seperti untuk konsumsi manusia, industri bahan olahan pangan maupun pakan ternak. Di sisi lain pertumbuhan produksi dalam negeri relatif rendah sehingga belum mampu untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dalam negeri. Untuk memenuhi excess demand yang terjadi didalam negeri maka pemerintah melakukan impor. Indonesia memiliki ketergantungan impor kedelai yang cukup tinggi dikarenakan jumlah kedelai yang diimpor lebih banyak daripada produksi dalam negeri. Pada tahun 2006, 60 persen kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi melalui impor. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia.
Metode yang digunakan untuk menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai adalah metode analisis deskriptif. Metode yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia adalah metode analisis linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) program eviews 4.1. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel produksi kedelai domestik, harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy tarif impor sebesar 10 dan 5 persen terhadap volume impor kedelai ke Indonesia. Selama kurun waktu 1997 hingga 2006, secara umum produksi kedelai domestik cenderung mengalami penurunan dengan hasil yang relatif rendah. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh penurunan luas panen kedelai tiap tahunnya dan rendahnya nilai produktivitas. Sementara itu, pertumbuhan permintaan kedelai cukup pesat selama beberapa tahun terakhir dan relatif tinggi, terutama untuk kebutuhan konsumsi yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan bahan baku industri. Hal tersebut memaksa Indonesia untuk melakukan impor. Dari tahun ke tahun impor kedelai relatif tinggi, sekitar 60 persen kebutuhan dalam negeri dipenuhi dengan impor. Volume impor kedelai secara nyata dipengaruhi oleh harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy penetapan tarif impor sebesar 10 persen.
Untuk meningkatkan produksi kedelai domestik agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada impor adalah melalui peningkatan luas areal panen kedelai dan peningkatan produktivitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa program, seperti mengeksplor dan membuka lahan baru yang cocok untuk ditanami kedelai, pembagian benih unggul dan penyuluhan teknis budidaya kedelai yang tepat dan sesuai. Setelah produksi kedelai domestik dapat ditingkatkan, maka pemerintah dapat mengatur besarnya tarif impor yang akan dikenakan agar harga kedelai domestik dapat dikontrol. Jika harga kedelai internasional tinggi, maka tarif impor dapat diturunkan dan jika harga kedelai internasional rendah, maka tarif impor dapat dinaikkan. Berdasarkan hasil penelitian, penetapan tarif impor sebesar 10 persen dapat mengurangi impor. Dengan ditetapkannya tarif sebesar 10 persen, harga kedelai impor akan meningkat, hal tersebut dapat memacu minat petani kedelai untuk kembali berproduksi sehingga volume impor dapat berkurang.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Favorit Posting

Followers

About Me

Economy Learning
Lihat profil lengkapku
Tukar Link

Friends

Twitter

Category